Rabu, 30 September 2015

Mimpi

Setahun lebih gak ketemu ternyata masih bisa mimpi tentang dia.  Meski mimpinya absurd dan bukan tentang cinta, tetap saja menyenangkan.  Mimpi tentang dia memang tidak pernah tidak menyenangkan.

Di mimpi itu kita lagi jalan jalan ke sebuah desa kecil bersama teman-teman yang lain. Absurdnya mimpi itu, kita semua diajarin cara sholat.  Anehnya dalam sholat itu ada adegan istirahatnya sebelum rukuk.  Dalam istirahat itu imam memberi nasehat, percis ketika pembina upacara memberi amanat dalam upacara bendera di sekolah hari Senin.  Dan yang gak kalah absurdnya lagi,  di mimpi itu ada Paramore manggung di pedesaan gitu, mirip acara dangdut di nikahan-nikahan di kampung.

Di mimpi itu aku masih suka nyuri-nyuri pandang ke arah dia, merasakan sesuatu yang aneh ketika melihat dia tertawa lepas, mirip di adegan nyatanya. Cara dia tertawa pun benar-benar mirip dengan aslinya, matanya sipit hampir ketutup ketika dia tertawa.

Adegan terakhir di mimpi itu adalah kita semua sedang pergi ke suatu tempat dan di tengah jalan kehujanan.  Kita berteduh di teras sebuah bangunan.  Karena kelaparan kita pergi menerobos hujan ke suatu warung .  Di warung itu aku membeli roti lapis warna hijau yang waktu kecil dulu sering aku makan. Ketika makan roti itu tanpa sadar dia sudah berada tepat di belakang tubuhku sambil tertawa. entah apa yang membuat dia tertawa.  Habis itu aku bangun.

Orang bilang mimpi hanyalah bungan tidur.  Mungkin memang benar adanya.  Kita tidak bisa memilih untuk bermimpi apa malam ini.  Tapi aku pikir, mimpi juga dipengaruhi keadaan alam bawah sadar kita. Buktinya, kita sering mendapati orang yang kita kenal berada di dalam mimpi kita. Mungkin ketika kita memimpikan seseorang, sebelum itu secara tidak sadar di alam bawah sadar kita menyelinap pikiran tentang orang itu.  Entahlah.

Kamis, 22 Januari 2015

Nurrani

Rani, tadi malam kamu muncul lagi di mimpiku.  Tergambar jelas bagaimana wajahmu, bagaimana putihnya kerudung yang kamu kenakan.  Sebagian orang menganggap mimpi hanyalah bunga tidur, dan sebagian lagi menganggap ada sebuah makna atau pertanda di dalam setiap mimpi. Ah, aku tak mau pusing memikirkannya. Hanya saja setiap aku bermimpi tentang kamu, mimpiku selalu terasa indah.

Katanya, munculnya seseorang di mimpi kita adalah lantaran kita sedang kangen atau memikirkan orang itu.  Padahal, sebelum tidur aku tidak sedang memikirkan kamu.  Mungkin iya aku kangen kamu. Sedikit. Tapi masa iya hanya karena kangen lantas kamu bisa ada di mimpi aku?

Hampir  empat tahun kita berpisah, satu tahun lebih kita tidak bertemu, kamu pun telah banyak bertemu orang orang baru, sudah tidak ada lagi alasan bagiku  untuk..... untuk terus memikirkan kamu.  Meski sebenarnya pikiran-pikiran tentang kamu masih sering melintas di kepala hingga saat ini.

Aku adalah orang yang percaya bahwa cinta pertama itu tak pernah mati.  Ia tersembunyi di satu sisi hati yang suatu saat bisa menampakkan diri. Mengapa?  Aku pun tidak mengerti.  Namun, hal itu tentu bukan berarti dapat dijadikan alasan untuk kita stuck di masa lalu. Masa lalu bukan untuk dijalani di masa ini, pun bukan  untuk dilupakan.  Bagiku, masa lalu adalah masa di mana semua kenangan tersimpan. Hanya itu. Meski terkadang muncul keinginan agar masa lalu dapat terulang lagi.

Begitu pula dengan dirimu, Ran. Aku tak pernah menyesal bertemu denganmu. Aku tak pernah menyesal memiliki perasaan istimewa kepadamu. Pun tak lagi berharap suatu saat takdir menyatukan kita berdua. Aku terlalu takut bahkan hanya untuk memimpikannya.  Aku terlalu takut terjatuh dengan impianku sendiri.  Kehadiran dirimu dalam mimpi dan ingatanku saja sudah cukup berarti untukku.  Tak perlu memusingkan apa yang belum terjadi, tak perlu pula berangan-angan terlalu tinggi.  Kita jalani saja takdir kita masing-masing.  Bila memang kita menuju puncak yang sama, suatu ketika kita pun akan bertemu di atas sana.

Terima kasih
Terima kasih telah meng-indahkan setiap mimpi mimpiku