Rani, tadi malam kamu muncul lagi di mimpiku. Tergambar jelas
bagaimana wajahmu, bagaimana putihnya kerudung yang kamu kenakan.
Sebagian orang menganggap mimpi hanyalah bunga tidur, dan sebagian lagi
menganggap ada sebuah makna atau pertanda di dalam setiap mimpi. Ah, aku
tak mau pusing memikirkannya. Hanya saja setiap aku bermimpi tentang
kamu, mimpiku selalu terasa indah.
Katanya,
munculnya seseorang di mimpi kita adalah lantaran kita sedang kangen
atau memikirkan orang itu. Padahal, sebelum tidur aku tidak sedang
memikirkan kamu. Mungkin iya aku kangen kamu. Sedikit. Tapi masa iya
hanya karena kangen lantas kamu bisa ada di mimpi aku?
Hampir
empat tahun kita berpisah, satu tahun lebih kita tidak bertemu, kamu
pun telah banyak bertemu orang orang baru, sudah tidak ada lagi alasan
bagiku untuk..... untuk terus memikirkan kamu. Meski sebenarnya pikiran-pikiran tentang kamu masih sering melintas di kepala hingga saat ini.
Aku
adalah orang yang percaya bahwa cinta pertama itu tak pernah mati. Ia
tersembunyi di satu sisi hati yang suatu saat bisa menampakkan diri.
Mengapa? Aku pun tidak mengerti. Namun, hal itu tentu bukan berarti
dapat dijadikan alasan untuk kita stuck di masa lalu. Masa lalu
bukan untuk dijalani di masa ini, pun bukan untuk dilupakan. Bagiku,
masa lalu adalah masa di mana semua kenangan tersimpan. Hanya itu. Meski
terkadang muncul keinginan agar masa lalu dapat terulang lagi.
Begitu
pula dengan dirimu, Ran. Aku tak pernah menyesal bertemu denganmu. Aku
tak pernah menyesal memiliki perasaan istimewa kepadamu. Pun tak lagi
berharap suatu saat takdir menyatukan kita berdua. Aku terlalu takut
bahkan hanya untuk memimpikannya. Aku terlalu takut terjatuh dengan
impianku sendiri. Kehadiran dirimu dalam mimpi dan ingatanku saja sudah
cukup berarti untukku. Tak perlu memusingkan apa yang belum terjadi,
tak perlu pula berangan-angan terlalu tinggi. Kita jalani saja takdir
kita masing-masing. Bila memang kita menuju puncak yang sama, suatu
ketika kita pun akan bertemu di atas sana.
Terima kasih
Terima kasih telah meng-indahkan setiap mimpi mimpiku
Kamis, 22 Januari 2015
Nurrani
Langganan:
Postingan (Atom)